Senin, 05 Maret 2018

POLA KEMITRAAN BAWANG PUTIH




Berita Pertanian:
Senin,  5 Maret 2018    bertempat di Kebun Benih Kentang Argosari yang dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang Ir.  Imam Suryadi,  MSi telah dilakukan Temu Lapang Kemitraan Bawang Putih antara Kelompok Tani dan Importir Bawang Putih di Indonesia.
Kegiatan Temu Lapang ini dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang untuk menggugah kembali animo petani khususnya bawang putih di Kabupaten Lumajang.
Sebagaimana dikeatahui bahwa daerah Tengger khususnya desa Argosari dan Ranupani dua puluh lima tahun yang lalu dikenal sebagai daerah penghasil bawang putih.
Karena adanya kendala harga pasar yang jatuh hingga Rp. 1.000/kg selama beberapa tahun petani bawang putih mengalami kerugian yang terus menerus.
Jatuhnya harga bawang putih membuat petani tidak menanam bawang putih lagi.
Untuk mengisi permintaan pasar didatangkanlah bawang putih impor dari China dan India.
Dengan didominasinya bawang putih impor membuat Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Pertanian membuat kebijakan Indonesia harus mampu berswasembada bawang putih.
Untuk dapat mewujudkan swasembada bawang putih maka Kementerian Pertanian kembali menumbuhkan daerah-daerah sentra produksi bawang putih agar kembali menanam dan memproduksi bawang putih.

Untuk itu Kementan menggandeng para importir dan perbankan agar dapat membackup program swasembada bawang putih di Indonesia.
Keberadaan importir  yang selama ini mensuplai pasar dibutuhkan agar petani tidak mengalami kendala dalam pemasaran hasil panen bawang putih.
Sedangkan pihak perbankan diharapkan mampu memfasilitasi kebutuhan modal petani karena budidaya bawang putih memerlukan modal usaha tani yang cukup besar.

Adapun kelompok Tani yang mengikuti temu lapang pola kemitraan ini adalah poktan dari desa Argosari,  Ranupani,  Kandangtepus, Pasrujambe dan Pagowan. Sedangkan poktan yang melakukan perjanjian kerjasama kemitraan tersebut adalah kelompok tani Putra Tengger,  poktan Argotani, poktan Subur Makmur, Poktan Tengger Makmur dan poktan Kayu Manis.
Diharapkan berawal dari lima poktan ini berikutnya bisa berkembang kepada poktan yang lain hingga tahap awal target tanam bawang putih seluas 300 Ha bisa terpenuhi.

Pola kemitraan ini diharapkan dapat memberikan keuntungan dan kemudahan bagi petani dan importir dengan sistem perjanjian bahwa saprodi meliputi: benih,  pupuk,  pestisida dan ZPT disediakan oleh importir. Petani menyediakan lahan dan tenaga kerja.
Sedangkan hasil panen 75 % untuk petani dan 25 % penyedia saprodi.


#Nur Faizah

0 komentar:

Posting Komentar