Bagi pecinta gunung/wisata alam sudah tak asing lagi dengan yang namanya Ranu kumbolo, Oro-oro Ombo, dan Kalimati.
Keindahan tempat ini sudah tidak diragukan lagi, makanya gunung semeru dijadikan destinasifavorit para pendaki, saya hanya ingin menceritakan tentang oro-oro ombo.
Jadi oro-oro ombo itu adalah padang savana yang sangat luasdan isinya adalah bunga-bunga berwarna ungu setinggi orang dewasa, dan banyak orang mengira bunga tersebut adalah bunga Lavender, hamparan bunga ini menampilkan lanskip cantik, dan kita akan menjumpainya setelah kita melewati Tanjakan Cinta.
Menurut masyarakat Ranupani bunga tersebut dikira bunga Lavender, tapi setelah saya bertanya ke petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang berada di Desa Ranupani ternyata itu adalah bunga Verbena Brasiliensis.
Ada dua trek, lewat atas dan bawah, kalau mau lewat di antara bunga Verbena itu, sudah tentu kita harus lewat jalur yang bawah.
Kita boleh memetik bunga Verbena ini yang sangat mirip sekali dengan bunga lavender, karena menurut salah satu petugas TNBTS bunga ini dapat mengancam ekologis yang ada di oro-oro ombo, sebab tanaman ini bersifat invasif, artinya Verbena Brasiliensis ini berpeluang untuk menguasai habitat sekitar, sehingga dapat menghancurkan spesies tanaman yang ada di wilayah TNBTS.
Oro-oro Ombo punya keindahan berbeda di setiap musim, beruntung kami datang diwaktu yang tepat, perjalanan mendaki memang penuh dengan kejutan, awal kami melakukan perjalanan melewati bukit yang berkelok-kelok.
Ranu kumbolo adalah kejutan yang pertama, Danau yang berada di ketinggian 2.400 mdpl. Tapi tak lama kemudian kabutpun hilang dan Ranu kumbolo memamerkan keindahannya, kami tiba disana tepat jam 12.30 wib. Pas jam makan siang, swhingga kamipun membuka bekal dan makan siang serambi menikmati keindaha Danau Ranu Kumbolo.
Selanjutnya Tanjakan Cinta membuat kami membuat kami menarik nafas panjang, mitosnya di tanjakan cinta, kala kita berjalan terus tanpa menoleh ke belakang sambil memikirkan seseorang, maka orang yang kita fikirkan itu akan menjadi jodoh kita (itu mitosnya) percaya tidak percaya, namanya juga mitos. Tapi memang Tanjakan Cinta itu cukup ekstrem dan melelahkan.
Setelah melewati Tanjakan Cinta barulah kita sampai ke Oro-oro Ombo yang sedang cantik-cantiknya, benar saja tak lama kami berjalan Oro-oro Ombo menghampar indah, jauh lebih indah dibanding yang yang saya dengar dan yang saya lihat di foto. Oro-oro Ombo sedang "ungu" bunga yang seperti Lavender ini sedang bermekaran betapa cantiknya.
Kalau ingin melihat keindahan bunga Lavender ini maka datangilah pada awal tahun pas musim penghijauan anda akan dimanjakan oleh indahnya "karpet ungu" Oro-oro Ombo.
#Nur Faizah
Apik tenan...
BalasHapus